Download Gratis
Butuh bantuan?

Jenis-Jenis Utang : Konsumtif & Produktif

Jenis utang ternyata ada yang bersifat positif dan juga negatif, selama ini pasti Juragan selalu menyangka bahwa utang adalah hal yang harus dihindari.

Orang yang selalu berhutang bahkan dicap jelek karena akan menambah masalah baik dalam waktu dekat maupun di masa depan.

Tapi Juragan juga harus tahu bahwa jenis utang nggak selalu buruk, pasalnya saat ini banyak orang-orang sukses yang ngutang untuk modal usahanya.

Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas jenis utang produktif dan utang konsumtif.

Jenis Utang Produktif VS Konsumtif

Untuk mengatasi permasalahan keuangan, seringkali kita memutuskan untuk berhutang ke pihak lain.

Sebenarnya hal tersebut adalah hal yang lumrah, namun akan menjadi boomerang kalau utang tersebut nggak bisa dibayarkan.

Nah, supaya Juragan nggak salah kaprah dengan kata “utang” yang selalu dicap negatif, berikut kami jelaskan jenis utang produktif dan konsumtif:

1. Utang Produktif

Utang produktif adalah jenis utang yang menghasilkan, artinya kalau Juragan berhutang ke suatu pihak, mereka nggak perlu was-was utangnya nggak dibayar.

Tujuan seseorang mengambil utang produktif diantaranya untuk modal usaha yang nantinya akan menghasilkan uang.

Namun bisa juga digunakan untuk mengikuti sertifikasi melalui kredit atau membeli properti melalui pinjaman KPR.

Seorang peminjam nggak memanfaatkan utangnya untuk berfoya-foya, melainkan untuk kegiatan yang nantinya menghasilkan uang.

Satu hal yang perlu Juragan ketahui, bersikaplah bijak dalam mengambil keputusan utang secara produktif.

Juragan harus tahu bahwa rasio utang sehat, berapa bunga yang nantinya harus dibayarkan, dan jangan lupa untuk membuat rencana pelunasan.

Pengetahuan tersebut harus diperhatikan sebelum memutuskan berhutang, karena bisa saja utang produktif malah jadi utang konsumtif.

Hal semacam itu seringkali terjadi, diakibatkan karena utang produktif yang terlalu banyak sehingga dapat memberatkan arus kas.

Ada resiko yang pastinya memberatkan Juragan dalam utang produktif ini, misalnya usaha yang ternyata nggak berjalan sesuai harapan sehingga kesulitan untuk membayar utang tiap bulannya.

Lalu, gimana caranya mengatasi kesulitan membayar tersebut?

  • Utamakan cicilan utang, agar terhindar dari utang yang lebih besar ada baiknya untuk mengutamakan cicilan daripada pengeluaran rutin.

Juragan bisa berhemat atau menyisihkan 50% pengeluaran untuk membayar utang tersebut.

  • Cari penghasilan lain, hal ini adalah jalan terbaik untuk menghasilkan uang lebih, sekarang ada banyak cara untuk menghasilkan uang dengan menjual keterampilan, seperti menjadi freelancer atau reseller yang nggak perlu modal.
  • Restruksi utang, ini adalah jalan terakhir agar Juragan nggak terbebani dalam membayar utang, dengan restruksi utang Juragan bisa menurunkan bunga, perpanjang waktu pembayaran, hingga pengurangan tunggakan.

Ketiga hal tersebut bisa Juragan lakukan ketika mengalami kendala, namun jangan lupa untuk terus mengembangkan usaha agar utang terlunaskan.

2. Utang Konsumtif

Berbeda dengang utang produktif, kalau utang konsumtif tentu akan berdampak buruk kalau nggak segera dibayarkan.

Utang konsumtif jauh lebih beresiko, karena dipergunakan untuk membeli suatu barang yang diinginkan tanpa menghasilkan uang kembali.

Contoh dari utang konsumtif diantaranya, pinjaman online, kredit tanpa agunan (KTA) dan kartu kredit.

Misalnya, Juragan lagi pengen banget punya iphone seharga 20 juta, tetapi apa daya tabungan belum mencukupi barang yang diinginkan.

Akhirnya tanpa berpikir panjang, Juragan meminjam uang ke pinjaman online dengan resiko adanya suku bunga.

Jika cicilan utang nggak terbayarkan, maka utang konsumtif akan berakibat fatal yang sangat merugikan Juragan.

Lalu, gimana cara mengatasi jenis utang konsumtif yang belum terbayarkan?

  • Mencatat pemasukan dan pengeluaran, tindakan ini memang dinilai sepele tapi jika benar-benar dilakukan maka Juragan bisa mengetahui pengeluaran yang nggak terlalu krusial, sehingga bisa menyisihkan untuk utang konsumtif.
  • Jauhi “Gali lubang tutup lubang”, hal tersebut justru bisa menjadi boomerang untuk Juragan kedepannya.

Bukannya utang beres, tapi malah bertambah dengan beban yang lebih banyak, maka dari itu fokuslah untuk menutup satu utang saja.

  • Menjual barang bernilai, cara ini adalah jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah utang konsumtif.

Carilah barang berharga yang memiliki nilai jual tinggi, jangan sampai menjual dengan harga yang rendah dari harga jual karena nantinya Juragan akan menyesal.

Tindakan-tindakan diatas bisa menjadi jalan keluar untuk menghadapi masalah utang konsumtif Juragan.

Kalau bisa hindarilah utang jenis ini, karena bakal repot nantinya kalau nggak terbayarkan, Juragan bahkan bisa menempuh proses hukum.

Cara Ubah Jenis Utang Konsumtif ke Produktif

Juragan harus ingat bahwa utang konsumtif adalah beban yang harus dibayar, maka dari itu untuk mengatasi utang menjadi produktif  Juragan perlu merubah pola pikir.

Misalnya waktu itu Juragan berhutang ke suatu pihak untuk membeli kamera DSLR yang harganya belasan juta.

Awalnya kamera tersebut hanya sekedar keinginan biasa saja karena hobi atau suka bergaya.

Disinilah Juragan harus mengubah cara pandang, agar kamera tersebut bisa menghasilkan uang, maka bukalah jasa fotografi.

Promosikan keahlian Juragan melalui media sosial atau teman-teman Juragan.

Maka yang tadinya utang konsumtif bisa berubah menjadi jenis utang produktif karena Juragan memanfaatkan kamera tersebut untuk membuka jasa.

Setelah mendapatkan uang dari jasa fotografi, jangan menggunakan uang tersebut untuk keinginan impulsif yang lain, utamakan utang Juragan terlebih dulu.

Baru setelah semuanya terlunaskan, Juragan bisa meneruskan bidang tersebut untuk dijadikan uang.

Begitupun dengan kasus lainnya, seperti utang membeli handphone yang dijadikan untuk jualan online atau laptop yang bisa dijadikan jasa graphic designer, dan kegiatan bermanfaat lainnya.

Dampak Kebiasaan Berhutang

Hidup akan jauh lebih tenang jika Juragan nggak mempunyai utang, memang banyak orang yang terpaksa melakukan hal ini demi kebutuhan hidupnya.

Daripada hobi berhutang tanpa tahu bagaimana cara membayarnya, mending kelola uang agar bisa menghasilkan uang lagi seperti utang produktif.

Ada lho dampak serius yang terjadi dalam diri Juragan kalau terus menerus mempunyai utang, ingin tahu apa saja? Yuk baca dibawah ini.

1. Kebiasaan Berhutang

Kalau kebiasaan berhutang, Juragan akan menganggap utang adalah suatu hal yang biasa aja tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Pada dasarnya semua orang nggak bisa memprediksi apa yang akan terjadi suatu hari nanti.

Misalnya Juragan meminjam uang dengan cicilan 12 bulan, namun ternyata hari ini Juragan kena PHK, maka sumber penghasilan kini sudah nggak ada lagi, kecuali mendapatkan pekerjaan baru.

2. Mental Terganggu

Kesehatan adalah suatu hal yang berharga, kalau Juragan terus berhutang tanpa tahu bagaimana cara membayarnya maka beban tersebut akan mengganggu pikiran.

Akhirnya karena terus ditagih utang, Juragan bisa tertekan bahkan stress dan depresi, hidup pun nggak bakal tenang karena terror setiap hari.

3. Kualitas Hidup Berkurang

Jenis utang konsumtif akan mempengaruhi kualitas hidup, kalau seharusnya Juragan menikmati hari dengan aktivitas yang menyenangkan, tapi karena utang semua akan terbengkalai.

Melalui utang juga kamu akan selalu malas dan nggak mempunyai semangat hidup untuk bekerja.

Daripada berhutang tanpa tahu gimana cara membayarnya, mending buka usaha dengan meminjam jenis utang produktif ke suatu pihak.

Untuk mendukung usaha Juragan, segeralah download aplikasi BukuWarung.

BukuWarung adalah pembukuan keuangan digital untuk mencatat semua laporan mulai dari uang masuk hingga uang keluar.

Selain itu aplikasi BukuWarung menyediakan kebutuhan harian pelanggan seperti menjual pulsa, listrik dan top up E-Wallet, download aplikasi BukuWarung disini!

Coba BukuWarung sekarang
App Rating 4.9
Download